Strategi 2014 - 2019

Berdasarkan konsultasi dengan berbagai stakeholders serta perencanaan strategis yang SIGAB lakukan pada akhir 2013, ada beberapa situasi lokal/nasional yang menjadi pertimbangan SIGAB dalam menentukan fokus program, yaitu:
- Legislasi nasional sebagai instrumen implementasi CRPD
- Akses terhadap hukum bagi Difabel
- Akses terhadap pendidikan, kesehatan serta layanan publik
- Penguatan kapasitas internal SIGAB serta jaringannya
Inisiatif penyusunan RUU Disabilitas telah dimulai. Namun demikian, belajar dari pengalaman Undang-Undang No.4 tahun 1997 yang tak implementatif dan tidak komprehensif, penting untuk memastikan penguatan sisi substansi serta pelibatan Difabel dan perspektif lokal Difabel.
Hasil penelitian dan capaian kerja SIGAB pada isu akses hukum bagi Difabel mengonfirmasi kuatnya kebutuhan ketersediaan informasi hukum, pendampingan, serta sistem hukum yang lebih berpihak kepada Difabel.
Di tingkat lokal, layanan publik serta akses terhadap pendidikan dan jaminan kesehatan masih menjadi masalah besar yang belum terjawab baik pada ranah kebijakan dan program serta layanan.
Agar dapat memberikan dampak yang besar terhadap beberapa isu di atas, SIGAB, dari waktu ke waktu perlu terus meng-upgrade kapasitas baik di level staf maupun kelembagaan. Penguatan tersebut juga diharapkan dapat diperluas hingga kepada jaringan SIGAB, terutama Difabel dan organisasinya sebagai aktor dan pemegang kepentingan utama.
SIGAB meyakini bahwa sebuah tatanan masyarakat yang inklusif akan terwujud jika didukung oleh adanya kesadaran dan penerimaan kolektif masyarakat, kebijakan yang berpihak serta implementasinya, serta komunitas Difabel yang berdaya dan mampu berkontribusi penuh terhadap pembangunan dan pengembangan masyarakat. Untuk itu, dengan menitikberatkan pada isu-isu pertimbangan di atas, di bawah ini merupakan beberapa strategi SIGAB untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.
Strategi Internal
- Penguatan Struktur dan sistem operasional organisasi
- Peningkatan kapasitas organisasi.
- Pemantapan infrastruktur dan pengembangan
Sebagai sebuah organisasi yang dinamis, salah satu tantangan internal SIGAB adalah untuk terus menjaga dan meningkatkan kinerja, struktur dan sistem operasionalnya. Untuk itu, adalah suatu kebutuhan bagi SIGAB untuk terus mematangkan komponen organisasi di atas.
Organisasi yang kuat, oleh SIGAB diyakini sebagai salah satu faktor penting untuk mendukung ketercapaian visidan program-program organisasi. Untuk itu, sebagai bagian dari strategi internal, SIGAB akan terus melakukan penguatan dan pengelolaan kapasitas terhadap staf, fasilitator, relawan, peneliti, pengelolaan fundraising serta pengelolaan pengetahuan.
Dengan masih sedikitnya organisasi difabel yang dikelola secara profesional namun tetap dalam kerangka gerakan masyarakat untuk perubahan, SIGAB memandang perlu untuk menyiapkan dirinya sebagai sebuah organisasi yang matang dan menjadi tempat belajar bagi organisasi-organisasi lain untuk menjadi embrio agen gerakan inklusi berikutnya. Untuk itu, pemantapan dan pengembangan akan terus dilakukan dalam dua hal. Di sisi perangkat keras, SIGAB akan terus dikembangkan agar memiliki perangkat infrastruktur yang memadai. Selain itu, sebagai organisasi pembelajaran, perangkat lunak seperti kurikulum dan modul pembelajaran untuk pengembangan organisasi dan gerakan advokasi difabel juga bagian lain yang sangat penting dilakukan.
Strategi Eksternal
- Begin from Village
- Evidence for Change
- Scaling up for Change
Mengembangkan prototipe masyarakat inklusi dari desa.
SIGAB meyakini bahwa keberhasilan perubahan yang besar berawal dari kemenangan-kemenangan untuk melakukan perubahan kecil. Desa sebagai tatanan pemerintahan di level akar rumput diyakini dapat menjadi sebuah kekuatan sekaligus bukti perubahan yang meyakinkan, bahwa inklusi adalah sebuah keniscayaan. Melalui keberhasilan pada program sebelumnya, hingga tahun 2019 SIGAB akan mengembangkan praktik-praktik terbaik untuk bekerja di level Desa dalam rangka mendorong terbentuknya Desa-Desa inklusi yang akan menjadi bukti dan kekuatan perubahan di level pemerintahan yang lebih tinggi. Di desa-desa wilayah pengorganisasian inilah prototipe masyarakat inklusi, termasuk penyelenggaraan pendidikan serta berbagai layanan publik lainnya secara inklusif akan diupayakan.
Data dan Informasi Difabilitas.
Data dan informasi adalah hal penting pendukung inisiasi perubahan. Hingga saat ini, ketersediaan data dan informasi mengenai Difabel masih sangat sedikit dan kurang terakses oleh publik. SIGAB meyakini bahwa selain berperan membantu menentukan arah advokasi (bagi organisasi difabel dan masyarakat sipil lainnya) serta menentukan arah kebijakan dan program (bagi pemerintah), ketersediaan data dan informasi difabel akan membantu melahirkan inisiasi-inisiasi baru yang lebih inovatif dan progresif. Untuk itu, melalui pengembangan lebih lanjut www.solider.or.id, penelitian independen, penerbitan jurnal serta upaya lainnya, SIGAB akan mendukung ketersediaan data dan informasi difabilitas.
Gerakan Advokasi dan Perluasan Kelompok Penekan yang Progresif
Ada dua level advokasi yang akan dilakukan. Yang pertama adalah advokasi yang bersifat responsif sebagai reaksi atas kasus-kasus ketidakadilan yang dihadapi oleh difabel. Sedangkan level kedua adalah advokasi yang lebih sistemik yang diharapkan akan mempunyai dampak yang lebih terstruktur hingga ke level kebijakan. Diyakini, keberadaan kelompok penekan dan jaringan yang luas merupakan kekuatan besar advokasi. Untuk itu, aktivitas advokasi juga akan dilakukan dengan pendekatan penguatan jaringan kelompok penekan difabel yang lebih luas. Melalui strategi ini pula, praktik-praktik terbaik yang SIGAB lakukan akan didesakkan untuk dapat diadopsi oleh pemerintah sebagai inisiatif pendekatan terhadap isu difabilitas.